Enam Proyek Infrastruktur Sumatera
Enam Proyek Infrastruktur Sumatera
Jadi Prioritas Pebisnis
Medan - Pebisnis Sumatera mengusulkan pembangunan enam projek infrastruktur di Sumatera dijadikan prioritas untuk difasilitasi pembangunannya dalam kerjasama Indonesia Malaysia Thailand- Growth Triangle (IMT-GT). Infrastruktur yang diusulkan tersebut antara lain Bandara Kuala Namu, Pusat Industri Sungai Mangkei, Pelabuhan Kuala Langsa, Jalan Tol Banda Aceh-Kuala Simpang, JalanTol Kuala Namu- Tebing Tinggi dan Jalan Tol Medan-Binjai.
Isu infrastruktur tersebut menjadi salah satu bahasan dalam 31st IMT-GT Joint Business Council (JBS) Meeting yang berlangsung di JW Mariott Hotel Medan dan dihadiri kalangan pebisnis dari 14 Provinsi di Thailand Selatan, 8 negara bagian Semenanjung Malaysia dan 10 Provinsi di Pulau Sumatera. Ke-enam usul infrastruktur prioritas tersebut dianggap para pebisnis yang tergabung dalam Kamar Dagang Industri(Kadin)ini sangat strategis dan menentukan percepatan pengembangan ekonomi kawasan Sumatera.
Chairman HRD JBC IMT-GT, Viator Butar-Butar menjelaskan enam infrastruktur prioritas ini dianggap kalangan pebisnis di Sumatera perlu disegerakan pembangunannya sehingga menjadi salah satu usulan dalam rapat IMT-GT yang lebih tinggi yaitu 18th IMT-GT Senior Official’s Meeting yang berlangsung esok harinya di tempat yang sama. Menurutnya, ke enam infrastruktur ini sangat dibutuhkan kalangan swasta dan layak mendapat pembiayaan ADB (Asian Development Bank) yang merupakan partner IMT-GT sejak 2006.
Selain membahas Infrastruktur dan Transportasi, pertemuan juga membahas isu-isu lainnya yang dibagi dalam kelompok kerja yaitu bidang Perdagangan dan Investasi, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pertanian, Industri berbasis Agro, dan Lingkungan, Pariwisata dan Produk Halal dan Layanannya. Dalam kelompok kerja Energi dan Industri dibahas kemungkinan pasokan energi dari Malaka melalui pembangunan power line Malaka-Riau. Rencana ini dilatarbelakangi keterbatasan enegri listrik di Sumatera, sementara di Malaka pada jam-jam tertentu terjadi over suply listrik. “Bila suatu saat rencana pembangunan pembangkit listrik dengan kapasitas besar terealisasi, maka Indonesia juga dapat menjual listriknya melalui powerline tersebut,” kata Viator.
Sedangkan bidang SDM, menurut Viator, Thailand saat ini sangat membutuhkan tenaga kerja non-skill yang merupakan salah satu peluang bagi Indonesia. “Selama ini kita hanya tahu Malaysia yang butuh tenaga kerja, ternyata Thailand juga saat ini membutuhkan tenaga kerja non-skill yang cukup besar ,” ujar Viator. Untukl itu, pihaknya mengusulkan pemerintah melakukan berbagai kebijakan yang dapat mempersiapkan SDM untuk peluang yang ada melalui berbagai pelatihan.
IMT-GT Meeting berlangsung selama tiga hari 5-7 Desember, dengan agenda 31st JBC Meeting (5/12), 18th IMT-GT Senior Official Meeting (6/12) dan 8th Chief Minster and Governor’s Forum (7/12) yang dihadiri para gubernur dalam wilayah IMT-GT.
Sub regional IMT-GT adalah segitiga pertumbuhan klasik, yang ditandai dengan pengembangan ekonomi yang saling melengkapi, kedekatan geografis, dan hubungan dekat sejarah, budaya dan linguistik. Dengan total pasar 72 juta (2006) dan luas tanah seluas 602,293.9 kilometer persegi, potensi pertumbuhan dan pengembangan untuk daerah ini sangat besar. IMTG terdiri atas 14 provinsi di Thailand Selatan (Krabi, Nakhon Si Thammarat, Narathiwat, Pattani, Phattalung, Satun, Songkhla, Trang, Yala, Chumphon, Ranong, Surat Thani, Phang Nga, Phuket), 8 negara bagian Semenanjung Malaysia (Kedah, Kelantan, Melaka, Negeri Sembilan, Penang, Perak, Perlis dan Selangor) serta 10 provinsi di pulau Sumatera di Indonesia (Aceh, Bangka-Belitung, Bengkulu, Jambi, Lampung, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatra Selatan, dan Sumatera Barat). (Cofri)
0 komentar:
Posting Komentar