Anggota DPRD Medan dan LBH Advokasi Terkurung di Lift
 Medan - Sejumlah wakil rakyat di DPRD Medan mengaku takut menggunakan lift Hotel Aryaduta Medan, menyusul kehebohan setelah 10 pejabat Pemko Medan dan beberapa warga lainnya terkurung di lift hotel mewah yang berada di Jalan Kapt Maulana Lubis Medan itu.
“Terus terang, mendengar informasi itu, saya takut menggunakan lift Hotel Aryaduta Medan. Saya tak bisa membayangkan bagaimana kepanikan yang terjadi saat terkurung di dalam lift. Itu pasti ‘menyeramkan’,” ujar anggota DPRD Medan dari Komisi D, Daniel Pinem kepada wartawan, Rabu (1/2).
Wakil rakyat ini mengungkapkan, peristiwa sangat menegangkan seperti itu, tentu saja membuat mereka yang mengalaminya akan shock, atau bisa-bisa trauma. “Itu peristiwa sangat disesalkan,” ujarnya.   
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan menyatakan siap melakukan advokasi secara hukum kepada korban yang sempat terkurung di Hotel Aryaduta Jalan Kapten Maulana Lubis Medan, saat hendak menuju lantai sembilan hotel ini untuk menghadiri coffe morning dengan Walikota Medan, Wakil Walikota Medan serta pejabat dengan wartawan unit Pemko Medan.  “Kami siap melakukan advokasi,” ujar Direktur LBH Medan Nuriono, SH. 
Dijelaskannya,  karena kelalaian pihak hotel mengakibatkan ketidaknyamanan, bahkan bisa mengancam keselamatan. “Kami siap melakukan advokasi kepada para korban,” ujar Nuriono.
Sedangkan Irham Hagabean Nasution, salah seorang korban yang terkurung di lift Hotel Aryaduta Medan, mengaku sampai sekarang seperti trauma. Kepanikan di dalam lift masih sering terbayang. 
 “Setelah pintu lift terbuka, saya terduduk lemas di sofa depan lift. Beberapa pejabat saya lihat berdiri dengan wajah pucat pasi,” ujar wartawan Harian Berita Sore yang juga Asisten Redaktur Harian Waspada itu.
Dijelaskannya, peristiwa itu justru menjadi bahan obrolan sejumlah pejabat saat coffe morning di Hotel Arya Duta, Rabu (25/1). Mereka menceritakan ketegangan saat terkurung di lift saat hendak naik dari lantai bawah ke lantai sembilan, tempat acara coffe morning. “Ketika turun menggunakan lift, setelah acara coffe morning selesai, saya masih jantungan,” ujar Irham.
Irham  mengapresiasi sikap managemen Hotel Aryaduta di Jakarta yang menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan itu. Walaupun, menurut dia, bukan sebatas mengakibatkan ketidaknyamanan. “Peristiwa itu mengakibatkan semacam trauma. Saya sekarang takut menggunakan lift,” ujarnya.
Dia mengaku tidak habis pikir kejadian seperti itu terjadi di hotel mewah sekelas Aryaduta. Dia mencoba melakukan konfirmasi kepada pihak hotel di lantai bawah sesaat setelah peristiwa itu, apakah peristiwa seperti ini sering terjadi.
Jawaban yang diperolehnya dari seorang yang di dadanya menempel papan nama bertuliskan Edi Syahputra, seharusnya jika ada acara, ada petugas yang mengawasi lift, tapi saat itu petugas dimaksud belum berada di tempat. “Seharusnya, lift tidak boleh lebih dari 13 orang,” ujar Edi seperti ditirukan Irham.
Kabag Hukum Pemko Medan Ikhwan Habibie, SH juga menceritakan pengalaman menegangkan saat terkurung di lift Hotel Aryaduta. “Terus terang, saya jantungan. Kami terkurung di dalam lift sekira lima menit,” ujarnya.
             Kadispora Drs Hanas Hasibuan, MAP malah menyesalkan kenapa lift Hotel Aryaduta saat over kapasitas justru langsung menutup. Seharusnya, menurut dia, lift bangunan modern, kalaupun over kapasitas seharusnya liftnya tidak naik dan pintunya tetap terbuka. (Cofri)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar