Mantan Pejabat Sekretariat Jenderal Tuding. DI DPR BANYAK PROYEK ”SILUMAN”
Jakarta - Mantan pegawai Sekjen DPR menuding, sebenarnya banyak proyek di DPR yang bisa disebut proyek siluman. Karena tiba tiba terungkap dan ramai jadi pembicaraan. Begitu juga soal biaya perbaikan toilet gedung DPR di Senayan Jakarta Selatan yang dialokasinya biayanya mencapai Rp 2 milyar, Sekjen DPR Nining Indra Saleh kepada Patroli yang menemuinya kemarin pagi di dekat kediaman dinasnya, menyebut telah sesuai aturan. “Semua sesuai aturan. Jika kami menyimpang, dipersilahkan BPK atau KPK masuk dan memeriksa kami,” ujar Nining.
Akan tetapi, seorang mantan bawahan Sekjen yang sudah purna tanpa diminta memberikan banyak informasi bahwa orang orang tertentu yang duduk bekerja mengurusi proyek proyek di lingkungan Sekjen DPR itu, memang tidak beres.
Mereka kerap, memanfaatkan situasi dan mengolahkan atau mengotak atik usullan usulan anggota dewan agar menjadi proyek yang menguntungkan pribadi dan kelompoknya.
“Selama saya bertugas di lingkungan Sekjen DPR, saya melihat saya mengetahui siapa saja mereka yang tidak beres dan kerap menyalah gunakan wewenang untuk mendapat keuntungan dari proyek proyek yang terkesan diada adakan,” ujar sumber Patroli yang juga dikenal oleh Sekjen DPR Nining Indra Saleh.
Mereka itu, pegawai pegawai atau pejabat Sekjen DPR kalau diserang Media Massa, berusaha mencari dukungan kepada siapa saja termasuk kepada wartawan yang dianggap bisa memberi dukungan. “Karena itu, jangan terpengaruh. Wartawan jangan terpengaruh. Gali dan dalami, proyek proyek di DPR itu, banyak yang diperlakukan tidak beres. Soal ini saya masyarakat luas sudah tahu,” ujar sumber itu lagi.
Ditambahkan, yang paling mencolok, lihat mantan bawahan saya itu (seraya sumber Patroli menunjuk pada seseorang yang berbadan gempa berinisial M), dia kerap dipercaya menangani proyek, sekarang kayanya minta ampun. Mobilnya mewah, Padahal saya tahu dia datang bekerja sebagai pegawai di Sekjen DPR, dulunya tidak punya apa apa alias kere. Saya, katanya lagi, bukan iri atau mempersoalkan rejeki orang, ini soal bagaimana perilaku pegawai negeri yang digaji pakai uang rakyat tetapi berhianat kepada rakyat. (Tim)
0 komentar:
Posting Komentar